Makna Warna Bendera Indonesia

Filosofi Bendera Indonesia

Bendera Indonesia, yang juga dikenal sebagai Sang Saka Merah Putih, memiliki makna dan filosofi yang mendalam.

Bendera ini terdiri dari dua warna dasar, merah dan putih, yang melambangkan berbagai konsep dan nilai penting dalam kebudayaan Indonesia.

Warna merah pada bendera Indonesia melambangkan semangat, keberanian, dan tekad untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Warna ini juga mewakili semangat keberanian, semangat juang, dan semangat persatuan.

Putih melambangkan kesucian, kemurnian, dan kesederhanaan. Warna ini juga melambangkan kedamaian, kesatuan, dan harmoni antar masyarakat Indonesia.

Kombinasi warna merah dan putih pada bendera Indonesia juga memiliki makna yang lebih dalam.

Warna merah melambangkan kesadaran akan kekuatan dan keberanian, sedangkan warna putih melambangkan kesadaran akan kesucian dan ketulusan hati.

Oleh karena itu, warna merah dan putih digabungkan pada bendera Indonesia untuk menunjukkan bahwa keberanian dan ketulusan hati harus selalu saling melengkapi dalam menghadapi segala tantangan dan membangun persatuan nasional.

Bendera Indonesia juga memiliki lambang Garuda Pancasila di tengah-tengahnya, yang melambangkan kebesaran, kekuatan, dan keberanian bangsa Indonesia. Garuda juga melambangkan kesatuan dan kebersamaan.

Hal ini karena memiliki sayap yang menyatu dan menggambarkan persatuan dalam keberagaman.

Secara keseluruhan, Bendera Indonesia merepresentasikan semangat keberanian, persatuan, kesucian, dan ketulusan hati bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negara yang berdaulat, adil, dan sejahtera.

Buku Bernard H. M. Vlekke yang berjudul Nusantara bisa kamu jadikan referensi belajar sejarah Indonesia.

Termasuk perjalanan sejarah bendera Indonesia yang berharga bagi sejarah Indonesia. Penjelasan yang sederhana, membuat buku ini mudah dipahami.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Oleh: Yudhistya Ayu Kusumawati

(Faculty Member of Visual Communication Design Binus@Malang)

Mengapa kita harus mempelajari warna? Mengapa warna itu penting?  Warna merupakan salah satu elemen yang penting dalam dunia desain yang dapat memberikan respon secara tidak sadar oleh si pengamat. Warna dapat menstimulasi mata dan otak hingga dapat mempengaruhi mood / reaksi penikmat, itulah kekuatan yang dimiliki oleh sebuah warna. Warna merupakan sesuatu yang unik. Melalui sebuah warna, persepsi manusia dimunculkan. Setiap manusia memiliki persepsi berbeda-beda terhadap suatu warna. Menurut pakar warna, Leatrice Eiseman

Warna merah identik dengan warna darah dan api. Warna merah sering diasosiasikan dengan energy, perang, bahaya, kekuatan, nafsu dan cinta. Warna merah merupakan warna yang memiliki intensitas yang tinggi.

Kuning adalah warna matahari, sumber energi dan sumber cahaya alam dibumi. Secara psikologi kuning dikaitkan dengan kecerdasan, ide baru serta kepercayaan terhadap potensi diri. Warna ini adalah warna yang sangat positif sehingga dapat dipakai untuk memberikan semangat (Dameria, 2007:34).

Orange merupakan warna yang paling hangat karena memiliki energi dari dua warna yaitu merah yang panas dan kuning yang hangat lembut. Warna ini menebarkan energy, menghangatkan dan sekaligus memancarkan keceriaan. Dalam kehidupan sehari-hari warna orange diasosiasikan pada kehangatan alam khususnya warna khas sore hari saat matahari terbenam. Dari sisi psikologis orange merupakan lambang persahabatan (Dameria, 2007:42).

Warna hijau adalah warna yang mengasosiasikan pada alam. Hijau muda yang cerah mengandung unsur kuning berkesan segar, ringan dan menyenangkan (Dameria, 2007:32).

Biru adalah warna yang memberikan inspirasi dan ketenangan. Biru juga warna langit dan warna laut. Warna ini selalu mengasosiasikan terhadap air dan sesuatu yang bersifat dingin (Dameria, 2007: 30). Menurut Molly E. Holzchang seorang pakar tentang warna dalam tulisannya Creating Color Scheme, menyatakan bahwa warna biru juga mampu menimbulkan respon psikologi yaitu kepercayaan, konservatif, keamanan dan kebersihan (Kusrianto, 2009: 47).

Eiseman, Leatrice. (2006). Color Messages and Meanings, a Pantone Color Resource. USA: Hand Books Press

Dameria, A. (2007) : Color Basic Panduan Dasar untuk Desainer & Industri Grafika. Jakarta: Link & Match Graphic

Wright, Tracy Edwards. (2011). Your Favourite Color Has a Meaning. North Carolina: Lulu Enterprises. Inc.

Sejarah Bendera Indonesia

Bendera Indonesia adalah lambang negara Indonesia yang resmi. Bendera ini memiliki warna merah-putih dengan rasio 2:3.

Sejarah Bendera Indonesia ini dimulai sejak masa pergerakan nasional di abad ke-20.

Pada tahun 1928, dalam Kongres Pemuda II, dibentuklah organisasi pemuda bernama Jong Java.

Organisasi ini kemudian memperkenalkan Bendera Merah Putih sebagai lambang perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Bendera Merah Putih ini memiliki tiga warna, yaitu merah, putih, dan biru. Namun, pada saat itu Belanda tidak mengakui Bendera Merah Putih sebagai lambang nasional Indonesia.

Pada tahun 1931, Soekarno dan Mohammad Hatta merancang Bendera Merah Putih yang sekarang menjadi Bendera Negara Republik Indonesia. Bendera ini terdiri dari dua warna saja, yaitu merah dan putih, tanpa ada warna biru.

Bendera ini kemudian diresmikan pada 17 Agustus 1945 saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari Belanda.

Namun, pada tahun 1947, Belanda menyerang Indonesia dan menuduh Indonesia melakukan pemberontakan terhadap Belanda.

Belanda kemudian mencoba merusak Bendera Merah Putih dengan memotong bagian bawah bendera yang berwarna merah, sehingga bendera tersebut menjadi putih-putih saja.

Aksi tersebut dilakukan Belanda untuk menunjukkan bahwa Indonesia belum layak menjadi negara merdeka dengan lambang nasionalnya sendiri.

Namun, aksi tersebut berhasil dicegah oleh pahlawan Indonesia bernama Tuanku Tambusai.

Setelah Indonesia merdeka, Bendera Merah Putih resmi menjadi Bendera Negara Republik Indonesia.

Bendera ini memiliki makna dan filosofi yang mendalam, yaitu merah melambangkan keberanian dan semangat perjuangan, sedangkan putih melambangkan kesucian dan kejujuran.

Bendera Indonesia menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 1927, bendera sipil digunakan dari Bendera Merah Inggris yang dirusak dengan cakram putih bertuliskan "Palestina." Bendera ini dikibarkan sampai 1948. Sebenarnya, pada 1922, bendera pemberontakan Arab, termasuk Palestina memiliki urutan warna hitam, putih, dan hijau untuk meningkatkan visibilitas. Kumpulan orang non-Yahudi di wilayah tersebut pun secara tidak resmi mengadopsi ini sebagai bendera mereka.

Sejak pembentukan Israel yang didominasi Yahudi pada 1948, non-Yahudi di kawasan itu dikenal sebagai Palestina. Banyak orang Palestina telah mempertimbangkan bendera 1922 tersebut. Bendera dapat mewakili perjuangan mereka untuk kemerdekaan dan kenegaraan. Organisasi Pembebasan Palestina pun secara resmi mengesahkan bendera tersebut pada 1 Desember 1964, sebagaimana tertulis dalam Britannica.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, bendera Palestina terdiri dari empat warna, yaitu warna hitam, hijau, merah, dan putih yang memiliki makna berbeda. Adapun, makna dari empat warna tersebut adalah sebagai berikut.

Pada zaman pra-Islam, bendera hitam menjadi tanda balas dendam. Hitam juga menjadi warna hiasan kepala yang dipakai ketika memimpin pasukan ke medan perang. Selain itu, Dinasti Abbasiyah yang memerintah dari Baghdad juga mengartikan hitam sebagai simbol berkabung atas pembunuhan kerabat Nabi dan mengenang Pertempuran Karbala.

Dinasti Umayyah yang memerintah selama 90 tahun mengartikan putih sebagai warna simbolis mereka untuk pengingat pertempuran pertama Nabi Muhammad di Badr. warna putih juga digunakan untuk membedakan diri mereka dari Abbasiyah. Sebab, saat masa khalifah Abbasiyah, mereka lebih memilih menggunakan putih, bukan hitam sebagai warna berkabung mereka, sebagaimana tertulis dalam passia.org.

Dinasti Fatimiyah didirikan di Maroko oleh Abdullah Al-Mahdi. Kemudian, dinasti ini memerintah seluruh wilayah Afrika Utara. Mereka mengambil hijau sebagai warna untuk melambangkan kesetiaan mereka kepada Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad. Sebab, Ali pernah dibungkus dengan selimut hijau menggantikan Nabi Muhammad untuk menggagalkan upaya pembunuhan. Hijau juga selalu digunakan terus menerus sampai pemerintahan Salah Al-Din (Saladin) Al-Ayoubi atau Sultan Saladin yang juga pernah sempat menggunakan kuning selama Konfrontasi dengan Tentara Salib.

Khawarij adalah kelompok Islam pertama yang lahir usai pembunuhan Khalifah Utsman III. Mereka membentuk partai republik pertama pada masa-masa awal Islam dengan menggunakan simbol bendera merah. Selain itu, suku-suku Arab yang berpartisipasi dalam penaklukan Afrika Utara dan Andalusia membawa bendera merah yang menjadi simbol penguasa Islam Andalusia. Pada zaman modern, merah melambangkan Ashraf dari Hijaz dan Hashemites, keturunan Nabi Muhammad.

Sharif Hussein merancang bendera saat ini sebagai bendera Pemberontakan Arab 10 Juni 1916. Rakyat Palestina mengangkatnya sebagai bendera gerakan nasional Arab pada 1917. Lalu, pada 1947, Partai Ba'ath Arab menafsirkan bendera merah sebagai simbol pembebasan dan persatuan bangsa Arab.

Rakyat Palestina mengadopsi kembali bendera itu pada Konferensi Palestina di Gaza 1948. Bendera itu pun diakui oleh Liga Arab sebagai bendera Palestina. Peresmian bendera tersebut juga didukung oleh Palestine Liberation Organization (PLO) dalam Konferensi Palestina di Yerusalem pada 1964.

Belanja di App banyak untungnya:

TRIBUNNEWS.COM - Bendera dijadikan sebagai identitas sebuah negara.

Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni Bendera Merah Putih.

Melansir kemdikbud.go.id, Bendera Merah Putih terbuat dari bahan katun halus (setara dengan jenis primissima untuk batik tulis halus), warna merah putih.

Warna asli merah bendera adalah merah serah yaitu merah jernih (bukan merah nyala, bukan merah tua, bukan merah muda, atau merah jambu).

Biasanya, Bendera Merah Putih dikibarkan saat upacara hingga acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia 17 Agustus.

Sebagai informasi, peringatan HUT ke-79 RI tahun 2024 jatuh pada hari Sabtu (17/8/2024).

Pada tanggal 7 September 1944, Dai Nippon menyiarkan kabar Indonesia diperkenankan untuk merdeka kemudian hari. Maka dari itu, Chuuoo Sangi In (badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang terdiri dari orang Jepang dan Indonesia) menindaklanjuti izin tersebut dengan mengadakan sidang tidak resmi pada tanggal 12 September 1944, dipimpin oleh Ir. Soekarno.

Hal yang dibahas pada sidang tersebut adalah pengaturan pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia. Hasil dari sidang ini adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan merah putih dan panitia lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Panitia bendera kebangsaan merah putih menggunakan warna merah dan warna putih sebagai simbol. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Kedua warna ini sampai saat ini menjadi jati diri bangsa Indonesia.

Sementara itu, ukuran bendera ditetapkan sama dengan ukuran bendera Nippon yakni perbandingan antara panjang dan lebar tiga banding dua.

Baca juga: Teks Doa Malam Tirakatan Peringatan HUT ke-79 RI 2024, Berisi Rasa Syukur Nikmat Kemerdekaan

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, selain bermakna berani dan suci, kombinasi warna merah dan putih telah digunakan dalam sejarah kebudayaan dan tradisi di Indonesia pada masa lalu. Kombinasi merah dan putih digunakan pada desain sembilan garis merah putih bendera Majapahit.

Panitia bendera kebangsaan merah putih ini diketuai oleh Ki Hajar Dewantara dengan anggota Puradireja, Dr. Poerbatjaraka, Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Mr. Moh. Yamin, dr. Radjiman Wedyodiningrat, Sanusi Pane, KH. Mas Mansyur, PA Soerjadiningrat, dan Prof. Dr. Soepomo.

Kemudian, panitia lagu kebangsaan Indonesia Raya berkewajiban mempersatukan kata-kata dan melodi lagu. Panitia diketuai oleh Ir. Soekarno dengan anggota Ki Hajar Dewantara, Sanusi Pane, Mr. Moh. Yamin, Kusbini, Mr. Koesoemo Oetojo, Mr. Ahmad Soebardjo, Mr. Sastro Moeljono, Mr. Samsoedin, Ny. Bintang Soedibjo, Machijar, Darmawijaya, dan Cornel Simanjuntak.

Atas permintaan Soekarno kepada Shimizu, kepala barisan propaganda Jepang (Sendenbu), Chaerul Basri diperintahkan mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air untuk diantarkan ke Jalan Pegangsaan Nomor 56 Jakarta. Kain ini dijahit oleh Ibu Fatmawati (istri Presiden Soekarno) menjadi bendera.

Belanja di App banyak untungnya:

Belajar sejarah bendera Indonesia penting karena bendera adalah salah satu simbol nasional yang penting dalam mengidentifikasi Indonesia sebagai sebuah negara.

Sejarah bendera Indonesia juga mencerminkan perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Selain itu, belajar sejarah bendera Indonesia juga membantu memahami nilai-nilai yang dipegang teguh oleh bangsa Indonesia, seperti kesatuan, persatuan, dan semangat patriotisme.

Dengan memahami sejarah bendera Indonesia, kita juga dapat menghargai simbol-simbol nasional lainnya dan meningkatkan rasa cinta tanah air.

Dalam konteks globalisasi dan interaksi antarnegara yang semakin kompleks, belajar sejarah bendera Indonesia juga penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia kepada dunia internasional.

Bendera Indonesia yang berkibar di acara-acara internasional menjadi representasi dari negara Indonesia yang bermartabat.

Secara keseluruhan, belajar sejarah bendera Indonesia adalah salah satu cara untuk memahami dan menghargai identitas nasional Indonesia.

Selain itu, juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.